Indonesia Community Learning Center

Alat Pengering Multiguna

Rabu, 09 Juni 2010

IPTEK VOICE : ALAT PENGERING MULTIGUNA


Pada saat panen raya, curah hujan sangat tinggi dan berminggu-minggu sinar matahari tidak memadai untuk mengeringkan padi yang baru dipanen. Hal tersebut mengakibatkan kualitas padi menjadi jelek karena berwarna merah, bertunas dan remuk. Untuk lebih jelasnya Ir.Harsisto, M.Eng Peneliti Alat Pengering Multiguna,Peneliti LIPI menyampaikan dalam program radio Kementerian Negara Riset dan Teknologi, IPTEK VOICE yang disiarkan oleh RRI Pro 4 ,92.8 FM, Kamis 20 Mei 2010 pada pukul 08.30-09.00WIB.

Harsisto menjelaskan pada perkisaran bulan Februari ~ April tahun 1999, daerah lumbung padi di pantai utara Jawa khususnya Indramayu, Sukamandi Subang dan juga daerah-daerah Jawa tengah dan Jawa timur sedang panen raya. Pada saat panen raya, curah hujan sangat tinggi dan berminggu-minggu sinar matahari tidak memadai untuk mengeringkan padi yang baru dipanen. Hal tersebut mengakibatkan kualitas padi menjadi jelek karena berwarna merah, bertunas dan remuk. Akibat lebih lanjut, harga padi anjlok dari harga dasar gabah panen sawah Rp. 1450 per kilogram menjadi Rp. 800 per kilogram. Dipihak lain, berdasarkan berita media massa dan juga hasil survei menunjukkan bahwa mesin atau alat pengering yang beredar di lapangan sangat boros energi dan tidak efisien, sehinga merugikan petani.

Dalam rangka mewujudkan mesin tersebut didukung fasilitas workshop di PT.Batan Teknologi dan di Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI yang dua-duanya di Kawasan Puspiptek Serpong pada tahun 2004. Pada tahun 2006, dengan program Iptekda LIPI yang diterapkan di Kabupaten Nganjuk dibuat mesin pengering padi sistem kontinyu dengan kapasitas 1000 ~ 2000 kg/jam dengan bahan bakar minyak tanah atau solar. Pada tahun 2007, dengan dukungan dana Iptekda dari Balai Inkubator Teknologi-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BIT-BPPT) di Kawasan Puspiptek Serpong membangun satu unit mesin pengering padi sistem kontinyu kapasitas 1000~2000 kg/jam.

Pada implementasi mesin pengering padi sistem kontinyu kapasitas 1000~2000 kg/jam di lapangan, ternyata muncul kendala yang tak terlihat di Laboratorium yaitu: muncul tebaran serbuk bekatul yang menyumbat sil pemegang rangka luar dan rangka dalam, sehingga motor mengalami beban berlebih yang mengakibatkan kemacetan, penggunaan 6 (enam) unit pegas penyangga rangka dalam yang kualitasnya tidak standar (dibeli dipasar bebas), mengakibatkan meja getar miring kesamping dan menjadikan hasil pengeringan tidak merata, hentakan roda eksentris ke rangka luar, menimbulkan bunyi hentakan yang tidak nyaman, pengumpanan padi basah dengan bucket conveyor yang relatif kecil dibandingkan bidang meja getar, mengakibatkan pengumpanan padi di meja getar tidak optimal.Dengan munculnya masalah-masalah tersebut, terciptalah mesin pengering multiguna sistem kontinyu berkapasitas rerata 3000 kg/jam dengan bahan bakar biomass misalnya batubara, sekam padi, kayu dan lain sebagainya. Dimana temuan mesin tipe ini akan segera dipatenkan. Mengingat pendanaan yang terbatas dan juga permintaan kelompok petani yang membutuhkan mesin pengering multiguna kapasitas rerata 500 kg/jam.

Mesin ini bisa digunakan untuk,hasil pertanian ( padi, jagung, kacang-kacangan dll),perkebunan ( Rempah-rempah, kakao, cengkeh, pala, kopra, kapulaga, kemiri dll),kelautan ( rumput laut, cangkang udang, ikan asin dll). Cara pengeringan mesin ini, bahan yang dikeringkan dimasukkan dalam keranjang yang diposisikan horisontal dengan muatan kurang dari setengah volume keranjang dan diputar dalam udara panas yang mengalir dengan kecepatan putar 6 putaran per menit.

Sahabat Iptek...simak terus informasi Iptek Senin s/d Jumat pukul 08.30-09.00 WIB di RRI Pro 4 ,92.8 FM. IPTEK VOICE "The Sound of Science". (rgp,dw/AD-PKIPT)

Sumber : RISTEK

Read more...

Post

Link Teman

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP